Tentang teman “Virtual” ku
Akhir-akhir aku menerima beberapa undangan pernikahan teman-teman sms-ku, sebuah kabar gembira tentunya. SMS itu membuat hatiku tertegun, tidak terasa satu persatu teman-teman akhwatku menikah.
Sebagian dari mereka, terus terang aku belum pernah melihat wajahnya secara langsung kecuali di foto yang terpasang si internet. Bahkan sebagian dari mereka aku cuma mengenal mereka dari artikel dan postingan postingannya di Internet ini. Walaupun ada beberapa yang pernah beberapa kali telpon-telponan dan SMSan. Mudah mudahan mereka tidak marah ketika aku menyebut mereka teman teman.
Ada rasa gembira ketika mereka menikah, gembira karena memang itulah sunah dari Rasulullah kita, jalur yang ditetapkan oleh Syariat kita. Mereka berhasil menggenapkan dien mereka, menyelamatkan mata dan diri mereka dengan sesuatu yang halal. Tidak ada kebahagiaan yang bisa ku perlihatkan selain bahagia ketika mereka tersenyum lega bahwa mereka telah menemukan pasangan hidupnya, sesuatu yang gampang gampang susah mereka dapatkan
Ada suaminya yang berhak untuk cemburu ketika mereka –para akhwat- mendapatkan telpon atau SMS dari seorang ikhwan yang sama sekali tidak dikenal oleh suaminya walau itu hanya ucapan selamat atau just says hello, atau ketika para akhwat itu bercerita kepada suaminya bahwa ada ikhwan dari kota anu yang begini dan begitu di intranet dan suaminya itu tidak tahu siapa si ikhwan itu.
Ada suaminya yang berhak mendapatkan kehormatan, untuk selalu dipintai ijinnya ketika kita, teman ikhwan dari istrinya mau sekedar bersilaturahim dengannya via telpon, SMS,
‘Pertemananku’ dengan para akhwat itu aku cukupkan sampai disini.
No comments:
Post a Comment