Saturday, October 17, 2009

Situs Jejaring Sosial: antara manfaat dan mudharat

Dunia digital berkembang dengan pesat, komunikasi jarak jauh bukan lagi hambatan. Munculnya banyak situs dan aplikasi social networking/jejaring sosial semakin memanjakan penggunanya. Situs jejaring sosial semisal Facebook, Twitter, Friendster, Plurk, dan lain sebagainya seakan bertransisi telah masuk menjadi bagian kebutuhan hidup sekunder penggunanya. Hal ini juga berdampak terhadap berubahnya gaya hidup penggunanya, perubahan tersebut tidak hanya secara individual tetapi juga secara merubah kehiupan sosial para penggunanya. Banyak sisi positifnya seperti memudahkan pekerjaan, melanggengkan silaturrahim, mengurangi stress dengan berbagi, dan lain-lain. Tapi sudah menjadi hukum alam semua hal diciptakan berpasangan jika ada sisi positif dari pengunaan teknologi informasi situs jejaring sosial maka pastinya ada sisi negatif dari situs jejaring sosial, setidaknya yang saya catat berikut ini:

1. Dunia Virtual/Maya mengalihkan pecandunya dari Dunia Nyata.


Ada pendapat yang mengatakan bahwa “teknologi nformasi mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat”. Seseorang yang sudah terlanjur nyaman dengan kehidupan sosialnya di dunia maya/virtual cenderung akan melupakan kehidupan sosialnya di dunia nyata. Dia akan sangat peduli dengan status teman-temannya didunia maya, tetapi kurang peduli dengan “status” tetangga kamarnya (untuk anak kos, red). Teman-temannya di dunia maya yang pada kenyataannya jarak tempat tinggalnya jauh seakan sudah cukup baginya, tetangga kamarnya tidak dipedulikannya seakan jaraknya jauh padahal hanya dibatasi tembok kamar, bahkan mungkin dianggapnya tidak ada. Perhatiannya lebih banyak tertuju pada teman-temannya didunia maya daripada di dunia nyata. Kehidupannya di dunia nyata/ lingkungan tempat tinggalnya akan bermasalah karena jarang bersosialsasi dengan penghuni yang lain. Lebih jauh lagi dia akan terkucil di lingkungannya di dunia nyata. Buruknya hubungan tersebut berpotensi akan merepotkan dirinya sendiri pada saat dia memburuhkan bantuan. Menurut pelajaran PPKN/PMP yang pernah saya pelajari waktu belajar di bangku Madrasah Ibtidaiyah (SD) manusia itu adalah makhluk sosial yang pasti membutuhkan bantuan dari orang lain. Coba dipikir, kalau tiba-tiba dia sakit apakah teman-temannya di dunia maya dapat memberikan bantuan padahal secara fisik jaraknya jauh, tentunya yang bisa memberi bantuan adalah orang-orang di lingkungannya. Teman-temannya di dunia maya paling mungkin hanya memberikan saran, tidak bisa memberikan bantuan secara fisik. Jadi, mari kita seimbangkan kehidupan sosial kita.


2. Bahaya riya’/sum’ah/ujub dalam kegiatan “update status”


Situs-situs jejaring sosial meyediakan fasilitas bagi penggunanya untuk mengupdate status mereka untuk diketahui oleh pengguna yang lain. Pada umumnya kegiatan update status ini digunakan para anggota situs jejaring sosial untuk memberitahukan kegiatannya, menceritakan perasaannya, dan lain sebagainya. Lalu apa hubungannya antara update dengan Riya’,Sum’ah dan Ujub? Riya’ adalah memperlihatkan amal shalih dengan tujuan agar orang lain kagum kepadanya atau bahasa mudahnya pamer ibadah, motivasi ibadahnya bukan karena Allah. Sum’ah adalah menceritakan tentang amal shalihnya kepada orang lain karena ingi dipuji. Sedangkan Ujub adalah perasaan bangga/kagum terhadap diri sendiri.

Kegiatan update status berpoensi tercampur unsur riya’/sum’ah/ujub jika para anggota situs jejaring sosial mengupdate status dengan menceritakan amal shalihnya untuk diperhatikan dan dikomentari oleh anggota yang lain. Misalnya seperti ini: “Hari ini berat banget dech.. puasa sunah banyak tantangannya panas, banyak tugas, ada temen traktiran ga bisa ikut.. tapi alhamdulilah bisa sukses melewatinya.” Atau begini: “ Alhamdulillah dengan rizkiMu hari ini hamba bisa berbagi dengan kaum dhu’afa “ dan lain sebagainya..

Amal shalih yang terbaik adalah yang tidak diketahui orang lain, bukankah sayang jika amal shalih yan telah kita kerjakan dengan bersungguh-sungguuh pada akhirnya tidak ada nilainya di hadapan Allah hanya karena setelah kita kerjakan amal tersebut kita terjebak pada penyakit sum’ah dan riya’. Update status seperti contoh diatas berpotensi tercampur unsur Riya’ dan Sum’ah . Dalam masalah ini ada pendapat lain yang menyatakan bahwa diperbolehkan menceritakan amal shalih untuk memotivasi orang lain agar ikut mengerjakan amal shalih. Perlu diperhatikan juga dalam dunia jejaring sosial fasilitas update status difungsikan untuk diperhatikan dan dikomentari oleh anggota yang lain. Komentar-komentar berupa pujian dan rasa kagum Komentar-komentar terhadap contoh status seperti diatas lebih jauh dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit Ujub yang menghinggapi hati yaitu bangga terhadap diri sendiri.


3. Bisa menimbulkan efek kecanduan dan melemahkan mental


Masalah ini sudah banyak dibahas melalui peneitian-penelitian bahwa situs jejaring sosial dapat menimbulkan kebutuhan yang berlebihan untuk diperhatikan oleh orang lain. Orang yang sudah terjangkit sindrom ini akan merasa tidak nyaman jika dia tidak dapat mengupdate statusnya atau tidak dapat melihat status orang lain. Dia akan merasa kesepian jika update statusnya tidak ada yang mengomentari. Akhirnya pekerjaannya atau kegiatan belajarnya terbengkalai. Bahkan bisa menyebakan IQ turun

Kebiasaan curhat melalui situs jejaring sosial dapat melemahkan mental seseorang, dalam mengambil keputusan atau dalam menghadapi permasalahan dia akan merasa tidak percaya diri tanpa saran orang lain. Dia merasa tidak mampu menyelesaikan masalah pribadinya sendiri tanpa tanpa bantuan orang lain, selain itu kebiasaan curhat di situs jejaring sosial akan menimbulkan sifat cengeng dan manja.

4. Membuka peluang selingkuh


Sinyal-sinyal tanda potensi perselingkuhan dimulai jika anggota jejaring sosial ini lebih merasa nyaman untuk sharing dan curhat mengenai masalahnya dengan orang lain (lawan jenis) daripada dengan pasangannya. Dari perasaan nyaman itulah bibit-bibit perselingkuhan mulai tumbuh. Untuk masalah curhat ini perempuan lebih besar potensinya untuk selingkuh karena pada dasarnya perempuan itu lemah terhadap pujian dan perhatian.

Demikian beberapa pandangan saya mengenai situs jejaring sosial yang semakin populer akhir-akhir ini. Situs jejaring sosial bisa diibaratkan sebuah senjata, pengguna senjata itulah yang menentukan apakah senjata itu akan digunakan dengan bermanfaat atau tidak.

Friday, October 16, 2009

Perhatian Yang Menjerumuskan

Tak terasa sudah lama saya tidak mengupdate blog ini, banyak faktor penyebabnya , faktor yang utama adalah masalah adaptasi transisi dari dunia kampus ke dunia kerja yang tentunya butuh penyesuaian terutama dari segi manajemen waktu.

Oke, cukup segitu curhatnya, back to topic...

Contoh kasus:

Beberapa pekan ini seorang cewek sebutlah namanya bunga (seperti berita kriminal aja neh..) wajahnya berseri-seri setiap pagi bangun tidur, dibacanya SMS dari salah seorang teman cowoknya (sebutlah kumbang) yang isinya seperti ini “ di pagi yang dingin ini tubuh terasa beku, mari kita ambil wudhu dan menghadap Allah maka kehangatan akan datang” si bunga ini merasa gembira karena diperhatikan, Apalagi atas nama keimanan dan ketakwaan. Memang beberapa waktu terakhir bunga setiap pagi mendapat SMS ataupun Telepon yang mengingatkannya untuk ibadah. Iapun semakin semangat beribadah..

Lalu apa yang salah? Kasus itu dapat dilihat dari 2 sisi

1. Sisi pemberi perhatian , apa yang salah? SmS tersebut hanya tausyiah belaka bagus dan benar secara tekstualnya. Tapi bisa jadi buruk secara muatan dan motivasi. Jika si kumbang memang ingin memberi nasihat, mengapa hanya kepada bunga? Bukankah temannya yang lain juga berhak mendapat nasihat? Atau lebih amannya mengapa SMS itu tidak dikirimkan kepada teman yang sama-sama cowok saja? Jadi, motivasi si kumbang untuk memberi nasihat adalah sangat meragukan, ada motivasi lain dibaliknya. SMS/Telepon tersebut membuka pintu Riya’ dan Ujub, kenapa? Bisa jadi motivasi si kumbang adalah ingin menunjukkan kepada bunga kalo si kumbang itu rajin ibadahnya, pagi-pagi sudah bangun untuk sholat shubuh. Bukankah ini berbahaya, nilai ibadah bisa tidak berarti karena tercampur riya’.

2. Sisi Penerima perhatian, apa yang salah dengan semakin semangat beribadah? Lagi-lagi disini harus dilihat motivasinya. Apakah dia semakin giat beribadah benar-benar karena Allah (lillah). Apakah sama sekali tidak terbersit dihatinya untuk menunjukkan kepada si kumbang bahwa dia juga rajin beribadah. Dalam kasus seperti ini kadang si bunga akan menjawab SMS tersebut dengan menyebutkan ibadah yang telah di lakukannya, dan inilah yang diharapkan setan pembisik nafsu. Menceritakan amal ibadah dengan motivasi salah akan menghancurkan nilai ibadah itu. Atau begini, si bunga semakin rajin bangun pagi karena takut jika tidak bangun, dia malu jika tidak menjawab SMS/Telepon dari si kumbang dan semakin malu jika ditanya ternyata dia belum sholat shubuh. Sholatnya yang tepat waktu lebih ditujukan agar dia tidak malu jika ditanya orang lain.

Barangkali contoh kasus tersebut adalah sebagian kecil perilaku pemuda-pemudi muslim yang salah arah. Yang perlu dicermati bahwa jika perilaku tersebut terjangkit pada aktivis dakwah muda islam, tentunya sangat disayangkan jika mereka tidak dapat menata hati dengan ilmu yang mereka miliki.

Riya’ adalah penyakit hati yang halus namun berbahaya, saya sendiri juga ragu apakah tulisan-tulisan di blog ini benar-benar bersih tidak tercampur dengan unsur riya’. Biarlah Allah yang menilainya..

Cukup sekian artikel “come back” saya, Insya Allah pembahasan tentang riya’ akan saya lanjutkan di artikel selanutnya.

Assalaamu'alaikum~~~~jaga hati, jaga panca indramu! jaga sikap + perbuatanmu,JANGANTURUTI NAFSU & AMARAHMU = INGAT! GUSTI ALLAH TIDAK PERNAH TIDUR = ->->-.>

PERKENALAN dari ku:

My photo
jakarta - kediri, alam raya, Indonesia
Dalam impian masa remajaku Kucoba kuangkat kembali karung-karung bernama harapan, ku terjatuh, Kucoba untuk bangkit kembali, Aku terjatuh dan aku terjatuh...... Entah berapa kali aku terjatuh, aku tak dapat menghitungnya, Namun aku masih bertahan, karena hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh Hidup adalah perjuangan, memasuki rahasia langit dan bumi, serta mencipta dan mengukir kehidupan adalah tujuan akhirku. Dan kuyakin masih ada hari esok bersama Pelangi. Aku terus berusaha dan berdoa, Aku serahkan tubuh dan jiwaku sepenuhnya untuk-Mu Tuhan,