Saturday, November 29, 2008

Amalan Yang Terbalik

Kadang-kadang kita dapati amalan kita adalah terbalik atau bertentangan dari apa yang patut dilakukan dan dituntut oleh Islam. Mungkin kita tidak sadar atau mengikuti budaya hidup orang lain.

Perhatikan apa yang dipaparkan dibawah sebagai contoh amalan yang terbalik:

Amalan kenduri arwah/ slamatan beberapa malam yang dilakukan oleh keluarga si mati selepas sesuatu kematian (malam pertama, kedua, ketiga, ketujuh dan seterusnya) adalah terbalik dari apa yang dianjurkan oleh Rasulullah dimana Rasulullah telah menganjurkan tetangga memasak makanan untuk keluarga si mati untuk meringankan kesusahan dan kesedihan mereka. Keluarga tersebut telah ditimpa kesedihan, terpaksa pula menyedia makanan dan belanja untuk mereka yang datang membaca tahlil. Tidakkah mereka yang hadir makan kenduri tersebut khuatir kalau-kalau mereka termakan harta anak yatim yang ditinggalkan oleh si mati atau harta peninggalan si mati yang belum dibagikan kepada yang berhak menurut Islam?

Kalau hadir ke acara walimatul urs (pesta perkawinan) biasanya ada "salam tempel/salam berisi" (hadiah uang yang diberi ketika bersalaman). Kalau tidak ada duit yang dikepit dalam tangan, maka ia segan untuk pergi menghadiri acara walimah. Tetapi kalau ia menziarahi orang mati, ia tidak segan salam tak berisi. Sepatutnya kalau menziarah keluarga si matilah kita patut memberi sedekah. Kalau ke pesta perkawinan/respsi, tak memberi pun tak apa karena tuan rumah yang mengundang untuk beri memberi restu kepada mempelai & makan bukan untuk menambah pendapatannya. (seharusnya seperti itu)

Ketika menghadiri undangan kita berpakaian bagus rapih dan indah tetapi bila menghadap Allah baik di rumah maupun di masjid, pakaian yang pas-pasan saja bahkan ada yang tak berbaju. Tidakkah ini suatu perbuatan yang terbalik.

Kalau menjadi tamu di rumah orang dan diberi jamuan, kita merasa segan untuk makan sampai habis apa yang dihidangkan karena rasa segan dan malu, padahal yang benar adalah makan apa yang dihidangkan dengan begitu tuan rumah merasa gembira dan tidak mubazir.

Kebanyakan orang tua akan sangat khawatir kalau anak-anak mereka gagal dalam ujian. Maka diantarlah ke tempat-tempat les/kursus walaupun banyak biayanya. Tapi kalau anak tidak bisa baca Quran atau sholat, mereka tidak khawatir bahkan tak mau mengantar ke tempat kursus baca Quran atau kelas khusus mempelajari Islam. Kalau guru kursus sanggup dibayar sebulan Rp 300,000 untuk satu pelajaran dan 8 kali kehadiran saja tapi kepada Ustadz Qur'an/ belajar mengaji hanya Rp 25,000 padahal sebulan 20 kali kehadiran untuk belajar. Bukankah terbalik amalan kita? Kita sepatutnya lebih malu jika anak tidak dapat baca Al Quran atau Sholat dari pada tidak lulus ujian.

Kalau bekerja mengejar rezeki Allah tak peduli siang malam, pagi petang, mesti pergi kerja. Hujan atau banjir tetap masuk karena tuntutan mematuhi peraturan kerja. Tapi ke rumah Allah (masjid) tidak hujan, tidak panas, tidak banjir pun tetap tidak datang ke masjid. Sungguh tidak tahu malu manusia begini, rezeki Allah diminta tapi untuk mampir ke rumah Nya malas.
(ASTAGHFIRULLAH...)

Seorang isteri kalau mau keluar rumah dengan suami atau tidak, bukan main dia berhiasnya. Tetapi kalau duduk di rumah, masyaAllah. Sedangkan yang dituntut seorang isteri itu berhias untuk suaminya, bukan berhias untuk orang lain. Perbuatan amalan yang terbalik ini membuatkan rumahtangga kurang bahagia.

Cukup dengan contoh-contoh di atas. Marilah kita berlapang dada menerima hakikat kebenaran. Marilah kita beralih kepada kebenaraan agar hidup kita menurut landasan dan ajaran Islam yang sebenar bukan yang digubah mengikuti selera kita.
Sabda Rasullullah SAW: "Sampaikanlah pesan-ku walaupun hanya satu ayat." (Riwayat Bukhari)

3 comments:

Anonymous said...

sepakat mass... tapi kayak ku ni yg belum kerja, gimana? buat balas budi ortu kan ku juga harus cari uang?

Anonymous said...

Assalamualaikum..
semoga blognya bermanfaat amain
eh tapi ini yang berdoa bukan kucing lho...
mis you my dear son

Fitry said...

Aq setuju dengan yang ini kecuali yang pertama.. karena g da paksaan untuk memasak dan menyediakan makanan.. lagi pula keluarga juga g masak sendiri biasanya dibantu oleh keluarga dan tetangga dekat.. masalah ini masih khilafiah & masing-masing punya dalil.. lbh baik dikaji lagi bukan hanyadari 1 sisi ja, key!

Assalaamu'alaikum~~~~jaga hati, jaga panca indramu! jaga sikap + perbuatanmu,JANGANTURUTI NAFSU & AMARAHMU = INGAT! GUSTI ALLAH TIDAK PERNAH TIDUR = ->->-.>

PERKENALAN dari ku:

My photo
jakarta - kediri, alam raya, Indonesia
Dalam impian masa remajaku Kucoba kuangkat kembali karung-karung bernama harapan, ku terjatuh, Kucoba untuk bangkit kembali, Aku terjatuh dan aku terjatuh...... Entah berapa kali aku terjatuh, aku tak dapat menghitungnya, Namun aku masih bertahan, karena hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh Hidup adalah perjuangan, memasuki rahasia langit dan bumi, serta mencipta dan mengukir kehidupan adalah tujuan akhirku. Dan kuyakin masih ada hari esok bersama Pelangi. Aku terus berusaha dan berdoa, Aku serahkan tubuh dan jiwaku sepenuhnya untuk-Mu Tuhan,